Jumat, 13 Januari 2012

Ngakunya Petani, Padahal ?!

1326402389434124502
ilustrasi/admin(shutterstock.com)
Di satu bus yang sedang melaju, tampak 2 orang pria muda sedang berbincang dengan seru.
Seperti apa serunya ? Silahkan simak sendiri …..
13263918621235792732
Sumber : ardhie.info
*
Pria 1 : Mau ke mana Mas ?
Pria 2 : Ke Jakarta.
Pria 1 : Di sana kerja ?
Pria 2 : baru mau cari …
Pria 1 : Sebelumnya ?
Pria 2 : Cuma Petani Mas … nggak ada masa depan.
Pria 1 : Cuma Petani ?
Pria 2 : Iya Mas.  Coba bayangkan, benih sekarang mahal dan di pasaran banyak yang palsu.  Pupuk  dan insektisida juga mahal, bahkan kalaupun ada uang, kadangkala barangnya nggak ada.
Pria 1 : Terus ?
Pria 2 : Musim makin kacau.  Pranotomongso sudah nggak bisa dijadikan patokan.  Kami sering gagal panen akibat cuaca dan musim yang makin tak menentu.  Kalaupun panenan bagus, kami masih dihadapkan pada ketidakpastian harga.  Akhirnya tidak sebanding, antara modal plus tenaga dan waktu tunggu, jika dibandingkan dengan hasil penjualan panen.
Pria 1 : Jadi benih, insektisida dan pupuk semuanya beli ?
Pria 2 : Lha iya tho Mas, masak minta ?! :)
Pria 1 : kalau lahannya punya siapa Mas ?
Pria 2 : Punya sendiri, warisan dari Orang Tua.  Tidak luas, cuma 3/4 hektar.
Pria 1 : Oooo begitu. Mas ini salah menyebutkan profesi Mas.
Pria 2 : Gimana tho ? Saya kan bilang kalau saya petani, nggak ngaku-ngaku sebagai Dokter atau Pengacara tho ?!
Pria 1 : Justru itu, Mas kan bukan Petani.
Pria 2 : Jangan sembarangan sampean, kita kan baru ketemu, gimana bisa nuduh saya bukan petani.  Tiap hari saya ke ladang Mas !
Pria 1 : Justru itu, sampean mungkin tiap hari ke ladang, tapi kalau bener yang sampean ceritakan tadi, sampean ini justru bukan petani.
Pria 2 : Kok bisa ?
Pria 1 : Sampean CUMA Buruh Tani.
Pria 2: Sembarangan! Yang saya garap itu lahan saya sendiri !
Pria 1 : Apalagi begitu … makin menyedihkan: Buruh Tani di Lahan Sendiri!
Pria 2 : Dasarnya sampean bilang begitu apa ?!
Pria 1 : Sampean tadi kan cerita sendiri: Benih mahal, insektisida dan pupuk mahal,  berarti kan beli ?!
Pria 2 : Lha beli tho yo … Masak minta, emangnya pabriknya Mbah-e apa ?
Pria 1 : Kalau mahal ngapain beli ! Salah sendiri, lha wong nggak ada yang nyuruh !  Udah gitu sampean bilang panenan harganya nggak pasti.  Kalau harganya rendah ngapain dijual ?!
Pria 2 : Kalau kami nggak beli pupuk dan insektisida, tanaman kami nggak sehat, panenan bisa gagal Mas.  Sampean ini yo Bodo rupanya !
Pria 1 : Yang bodoh itu yang ngakunya petani, tapi cara bertaninya ribet sementara hasilnya nggak jelas! Kalah kan sama monyet di hutan, yang nggak repot nanam dan ngerawat tapi bisa panen dari pohon-pohon yang tumbuh subur ?!
Pria 2 : Iya juga ya ?! … Kok bisa ya Mas ?
Pria 1 : Masih ngaku kalau selama ini Sampean Petani ?
Pria 2 : Habis apa dong ?
Pria 1 : Lha wong sampean ini kerjanya nanam benih orang yang punya pabrik benih, nyemrot pakai insektisida yang punya pabrik insektisida, berbulan-bulan merawat tanaman itu, giliran panen, Sampean nggak bisa menentukan harga panenan sampean tho ?
Pria 2 : Iya …
Pria 1 :So, sampean berarti buruh tanam bukan ?!
Pria 2 : iya juga ya Mas ?!
1326392034336920490
Sumber : m.okezone.com
Pria 1 : trus sekarang sampean mau ke Jakarta pengen kerja apa ?
Pria 2 : Paling-paling ya kerja di pabrik Mas, wong cuma tamatan SMA.
Pria 1 :  Sekarang saya nanya satu hal lagi: Sampean ke Jakarta mau Memperbaiki nasib ? Pertanyaan saya, Kira-kira lebih sejahtera mana nantinya, tetap ke Jakarta jadi Buruh di pabrik orang, atau tetap di Kampung, belajar jadi Petani beneran di lahan sendiri ?!
Pria 2 : ????
Pria 1 : Kok bingung ?
Pria 2 : Iya, saya bingung   :) … gimana ya Mas ?
Pria 1 : Kok malah nanya saya.  Jangan diserahin ke saya … lha Wong itu soal hidup & masa depan Sampean Keputusan di tangan Sampean Mas.
Pria 2 : Bukan diserahin Mas, tapi minta saran.
Pria 1 : Saya nggak akan jawab, sebab sebenarnya Sampean sudah punya jawabannya sendiri.  Saya cuma mau cerita kalau saya selama ini pingin sekali jadi petani, namun tabungan belum cukup untuk beli lahan pertanian …  Sementara Sampean yang sudah punya lahan, justru mau pergi ninggalin lahan Sampean.
Pria 2 : Trimakasih Mas, kalau begitu  saya turun sini saja Mas.    Kiri Bang !!!! …
Pria 1 :  ?! …………..  (Selamat berTani Mas … semoga semesta mengampu niat dan rencanamu)   :)
*
*
Jumat, 13 Januari 2012.

Source : http://muda.kompasiana.com/2012/01/13/ngakunya-petani-padahal/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar